Ada
hal yang sedikit mengusik saya ketika terbangun sekitar jam 4 pagi ini,
terbayangkan di benak saya bahwa tanpa kita sadari, semua generasi penerus
bangsa kita ini adalah generasi yang telah mengalamai proses pembodohan yang
dilakukan oleh orang-orang yang lebih mementingkan suatu hal yang praktis tanpa
memikirkan dampak kedepannya.
Apa
sajakah yang termasuk dalam pembodohan ini? Yang pertama adalah
Dunia
Pendidikan
Dunia pendidikan merupakan awal dari seorang
generasi muda mulai belajar tentang dunia, tentang alam dan lain sebagainya.
Mulai dari SD, SMP, SMA dan sampai dalam perguruan tinggi. Pernahkah anda
berpikir dan bertanya kepada anda sendiri “Sudah pantaskah saya lulus dari SD?”
Pertanyaan sederhana yang kebanyakan orang menjawab “Ya, Saya sudah pantas”,
“Tentu saja” dan berbagai macam respon lainnya. Namun ketika anda di hadapkan
dengan soal-soal SD atau kita anggap saja dalam hal membaca sudahkah anda
membaca dengan baik dan benar? Bisakah anda mengerjakan soal-soal SD yang
sederhana saja?.
Sebuah fakta yang mengejutkan, bahwa hampir semua
mahasiswa yang ada saat ini tidak dapat melakukan hal diatas. Termasuk saya
sendiri setelah mendapatkan sebuah test dari dosen matematika saya, saya kaget
dan ternyata benar saya tidak dapat dikatakan lulus SD. Lalu dengan santainya beliau berkata “Kalo
kalian tidak pantas lulus SD, ko bisa jadi mahasiswa? Kan lucu kali ini.”
Setelah
merenungi apa yang disampaikan beliau saya kembali teringat mulai dari tingkat
SD kita sudah di arahkan untuk berperilaku curang saat ujian akhir tingkat SD.
Lalu setelahnya kita tamat dan mendaftar di sebuah SMP lalu menjalani masa 3
tahun pembelajaran dan akhirnya kami kembali mengalami yang namanya kecurangan
dalam ujian akhir. Tidak sampai disitu di saat tingkat SMA pun hal ini tidak
dapat di hindari.
Alasan
yang terpikirkan saya kenapa hal ini terjadi adalah
Dampak yang akan terjadi pada sekolah
tersebut
Sudah barang
tentu sebuah image sekolah yang berhasil meluluskan siswanya 100% akan menjadi
sekolah yang di favoritkan, dan berbanding terbalik jika hal itu tidak terjadi.
Hal ini lah yang menyebabkan seorang guru yang jujur sekalipun terpaksa
memberikan bantuan dengan alasan seperti ini. Walaupun tidak 100% karena hal
ini.
Sifat iba atau kasian dengan siswa
Alasan yang membuat guru yang jujur menjadi curang
berikutnya adalah KASIAN. Sudah tentu seorang guru akan kasian jika melihat
anak didiknya tidak lulus. Tapi HEY!! Yang membuat murid tidak lulus adalah
diri mereka sendiri, jangan di kasihani. Seorang pendidik tentunya harus
mengintrospeksi diri mereka juga muridnya. Jika pendidiknya sudah bagus maka
yang harus di benahi berikutnya adalah muridnya. Jika pun muridnya tidak mau
mengerti maka biarkan saja. Memangnya anda semua mau di saat tua anda nantinya
di pimpin oleh orang-orang sepert ini?
“Imbalan” dari orang tua siswa
Sudah barang tentu hal seperti ini terjadi di
Indonesia tercinta ini. Bukan cerita lama lagi jika seorang siswa yang berasal
dari keturunan konglongmerat selalu mendapatkan fasilitas plus-plus. Dan jika
di bandingkan dengan gaji guru perbulannya maka kebanyakan tentunya pihak
sekolah lebih mengutamakan anak emas ini, sebagai uang masuk kekantong.
-
Mengharapkan timbal balik
Maksudnya adalah jika seorang guru meluluskan anak
guru lainnya maka guru tersebut akan mengharapkan hal yang sama di lakukan
untuk anaknya di kemudian hari.
-
Sama-sama butuh
Alasan
terakhir ini adalah penggabungan dari semua alasan yang ada. Maksudnya adalah
tentunya sebagai orang tua, mereka ingin anaknya lulus dalam waktu yang normal,
karena jika hal ini tidak terjadi tentunya orang tua akan mendapatkan malu,
padahal anak mereka tidak pernah peduli akan hal itu. Selain itu pihak sekolah
juga tidak ingin memiliki catatan buruk bahwa ada murid mereka yang tidak
lulus. Hal ini lah yang membuat orang tua dan pihak sekolah memiliki rasa
saling butuh, sehingga terciptalah praktik-praktik kecurangan.
Demikian
artikel bagian pertama ini saya akhiri mohon maaf jika artikel ini menitik
beratkan kepada para pengajar. Tidak ada maksud saya seperti itu dan juga bukan
maksud saya untuk menjelek-jelekkan para pengajar. Namun marilah kita bersama
mengurangi, hanya mengurangi, hal-hal seperti ini untuk Indonesia yang lebih
baik.
Untuk
artikel Indonesia Dalam Proses Pembodohan bag II silahkan tunggu update
selanjutnya.
2 comments:
artikelnya bermanfaat bagi saya.. heheheh... salam kenal ya...
ok mas makasih kunjungannya... salam kenal juga
Post a Comment
Berkomentarlah yang sopan ^^