Monday, June 3, 2013

Indonesia Dalam Proses Pembodohan Bagian I


Ada hal yang sedikit mengusik saya ketika terbangun sekitar jam 4 pagi ini, terbayangkan di benak saya bahwa tanpa kita sadari, semua generasi penerus bangsa kita ini adalah generasi yang telah mengalamai proses pembodohan yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih mementingkan suatu hal yang praktis tanpa memikirkan dampak kedepannya.
Apa sajakah yang termasuk dalam pembodohan ini? Yang pertama adalah

      Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan merupakan awal dari seorang generasi muda mulai belajar tentang dunia, tentang alam dan lain sebagainya. Mulai dari SD, SMP, SMA dan sampai dalam perguruan tinggi. Pernahkah anda berpikir dan bertanya kepada anda sendiri “Sudah pantaskah saya lulus dari SD?” Pertanyaan sederhana yang kebanyakan orang menjawab “Ya, Saya sudah pantas”, “Tentu saja” dan berbagai macam respon lainnya. Namun ketika anda di hadapkan dengan soal-soal SD atau kita anggap saja dalam hal membaca sudahkah anda membaca dengan baik dan benar? Bisakah anda mengerjakan soal-soal SD yang sederhana saja?.

Sebuah fakta yang mengejutkan, bahwa hampir semua mahasiswa yang ada saat ini tidak dapat melakukan hal diatas. Termasuk saya sendiri setelah mendapatkan sebuah test dari dosen matematika saya, saya kaget dan ternyata benar saya tidak dapat dikatakan lulus SD.  Lalu dengan santainya beliau berkata “Kalo kalian tidak pantas lulus SD, ko bisa jadi mahasiswa? Kan lucu kali ini.”

Setelah merenungi apa yang disampaikan beliau saya kembali teringat mulai dari tingkat SD kita sudah di arahkan untuk berperilaku curang saat ujian akhir tingkat SD. Lalu setelahnya kita tamat dan mendaftar di sebuah SMP lalu menjalani masa 3 tahun pembelajaran dan akhirnya kami kembali mengalami yang namanya kecurangan dalam ujian akhir. Tidak sampai disitu di saat tingkat SMA pun hal ini tidak dapat di hindari.

Alasan yang terpikirkan saya kenapa hal ini terjadi adalah

Dampak yang akan terjadi pada sekolah tersebut
Sudah barang tentu sebuah image sekolah yang berhasil meluluskan siswanya 100% akan menjadi sekolah yang di favoritkan, dan berbanding terbalik jika hal itu tidak terjadi. Hal ini lah yang menyebabkan seorang guru yang jujur sekalipun terpaksa memberikan bantuan dengan alasan seperti ini. Walaupun tidak 100% karena hal ini.

         Sifat iba atau kasian dengan siswa
Alasan yang membuat guru yang jujur menjadi curang berikutnya adalah KASIAN. Sudah tentu seorang guru akan kasian jika melihat anak didiknya tidak lulus. Tapi HEY!! Yang membuat murid tidak lulus adalah diri mereka sendiri, jangan di kasihani. Seorang pendidik tentunya harus mengintrospeksi diri mereka juga muridnya. Jika pendidiknya sudah bagus maka yang harus di benahi berikutnya adalah muridnya. Jika pun muridnya tidak mau mengerti maka biarkan saja. Memangnya anda semua mau di saat tua anda nantinya di pimpin oleh orang-orang sepert ini?

 “Imbalan” dari orang tua siswa
Sudah barang tentu hal seperti ini terjadi di Indonesia tercinta ini. Bukan cerita lama lagi jika seorang siswa yang berasal dari keturunan konglongmerat selalu mendapatkan fasilitas plus-plus. Dan jika di bandingkan dengan gaji guru perbulannya maka kebanyakan tentunya pihak sekolah lebih mengutamakan anak emas ini, sebagai uang masuk kekantong.

-          Mengharapkan timbal balik
Maksudnya adalah jika seorang guru meluluskan anak guru lainnya maka guru tersebut akan mengharapkan hal yang sama di lakukan untuk anaknya di kemudian hari.

-          Sama-sama butuh
Alasan terakhir ini adalah penggabungan dari semua alasan yang ada. Maksudnya adalah tentunya sebagai orang tua, mereka ingin anaknya lulus dalam waktu yang normal, karena jika hal ini tidak terjadi tentunya orang tua akan mendapatkan malu, padahal anak mereka tidak pernah peduli akan hal itu. Selain itu pihak sekolah juga tidak ingin memiliki catatan buruk bahwa ada murid mereka yang tidak lulus. Hal ini lah yang membuat orang tua dan pihak sekolah memiliki rasa saling butuh, sehingga terciptalah praktik-praktik kecurangan.

Demikian artikel bagian pertama ini saya akhiri mohon maaf jika artikel ini menitik beratkan kepada para pengajar. Tidak ada maksud saya seperti itu dan juga bukan maksud saya untuk menjelek-jelekkan para pengajar. Namun marilah kita bersama mengurangi, hanya mengurangi, hal-hal seperti ini untuk Indonesia yang lebih baik.
Untuk artikel Indonesia Dalam Proses Pembodohan bag II silahkan tunggu update selanjutnya.

2 comments:

Anonymous said...

artikelnya bermanfaat bagi saya.. heheheh... salam kenal ya...

Unknown on June 6, 2013 at 7:39 PM said...

ok mas makasih kunjungannya... salam kenal juga

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan ^^

 

[Dunia-Ku]. Copyright 2013 All Rights Reserved |Template by Panduan Belajar Seo dan tutorial blog |Support Tips Trik Formasi top eleven dan Winning Eleven